#journey31
Diawal tahun 2021 hujan sedang asik asiknya membasahi bumi. Itu artinya
siap siaga untuk menyiapkan jas hujan dan payung, terkecuali untuk yang katanya
‘suka hujan’, canda hujan.
Air tejun Kroya merupakan wisata yang dikelola Pemerintah Desa
Talang Sebaris, Kec. Sukaraja, Kab. Seluma. Air terjun dengan ketinggian 15
meter ini berjarak sekitar 30 km jika ditempuh dari kota Bengkulu. Lalu
berbelok ke sebelah kiri untuk menuju Ds. Suka Maju. Kemudian tiba di rute terakhir
dengan gambar dan petunjuk arah yang berdiri tegak di persimpangan. Dari situ
anda akan melewati perkebunan karet hingga tiba di post air terjun Kroya untuk
membayar retribusi sebesar Rp.5000,- per kendaraan.
Dari post terakhir kaki mulai
berjalan dengan track yang sedikit curam. Akar-akar besar berseliweran, apalagi
tanah masih basah bekas hujan semalam jadi harus berhati-hati agar tidak
membawa lebam. Dari kejauhan tampak batu berukuran raksasa berwarna hitam.
Banyak bunga berwarna-warni yang karam mengelili sisinya. Sungguh alam terbiasa
indah apa adanya.
Setelah berjalan sekitar 10 menit
anda akan tiba di air terjun Kroya. Air terjun ini identik dengan batu besar
yang menjadi spot berfoto yang selalu menjadi incaran wisatawan. Untungnya hari
itu pengunjung tidak ramai, hanya ada satu rombongan. Kami bertegur sapa,
rupanya dari kota yang sama. Untuk wisatawan yang mau kesini, bawa kembali
sampah yang dibawa ya! Happy holiday!
Ngomong-ngomong tentang liburan, dimasa
pandemi seperti sekarang self-healing menjadi alibi banyak orang untuk
pergi jalan-jalan. Tempat wisata menjadi bahan komsumtif yang menjadi incaran.
Tanpa disadari, perbuatan itu berdampak buruk bagi banyak orang. Tapi pernah gak
sih kepikiran, kalau selagi bisa mengontrol diri dan mematuhi protocol
kesehatan, merasa aman aja gitu, idk thats only my opinion. Believe, that all I
say its me
Tbh, im still confused where to go this month, but jurnal perjalanan kali ini tentu tidak akan membahas tempat wisata yang general even famous, surely know why. Unfourtenetely, ada teman yang menawarkan untuk ikut ke desanya akhir pekan nanti. So why not?
That’s why im here! Pemandian Batu Kambing, atau air terjun Batu Kambing terletak di Ds. Padang Kedeper, Kec. Merigi Kelindang, Kab. Bengkulu Tengah . Ditempuh 45 menit dari pusat kota Bengkulu. Tempat ini belum dikenal banyak orang, sehingga saya tertarik untuk mengunjunginya. Pemandian Batu Kambing ini belum dikelola pemerintah, so there aren't supporting facilities and infrastructure.
Untuk rute menuju pemandian Batu Kambing kami menyusuri jalan setapak yang
penuh dengan tanah merah dan melewati beberapa akar pohon besar yang menghadang
jalan, should be carefully. Saat tiba di ujung jalan setapak, akan ada
tangga bambu yang menjadi alat bantu untuk turun ke bawah. Setelah melewati
beberapa anak tangga, kami langsung di sambut suara khas alam dan hamparan air berwarna
toska, dengan bebatuan di pinggirnya.
#journey29
Kira-kira sesudah pendemi ini
berakhir kalian mau jalan-jalan kemana? Pasti para travel enthusiast udah
gak sabar, kan? Kita sama! Semoga, bumi ini lekas membaik, yang bekerja terus
mencari rejeki, yang kehilangan perlahan ikhlas, yang kuliah semangat online
class!
Kalau suka travelling ke tempat wisata yang segar dan berbau air pasti sudah tidak asing dengan air terjun atau curug. Nah, ada dua tempat wisata yang wajib kalian datangi sesudah pendemi ini berakhir. Apa saja ya?
- Curug Cay
Siapa yang belum pernah berkunjung ke curug Cay? Nah, bagi yang belum,
wisata air ini wajib menjadi bucket list untuk self healing sesudah
sekian lama berdiam diri di rumah. Curug Cay berada di Desa Bukit, Kec. Talang
Empat, Kab. Bengkulu Tengah. Jaraknya sekitar 26 km dari kota Bengkulu dengan
estimasi waktu tempuh 45 menit. Lelah anda akan hilang ketika melihat air
terjun dengan ketinggian 12 meter dan keindahan alam yang ada disekitarnya. Ada
yang tertarik untuk mengunjunginya?
Sama halnya dengan curug Cay, curug Tekuyung ini berada di Bengkulu Tengah, tepatnya di Ds. Pondok Kubang, Kec. Pondok Kubang. Dengan jarak tempuh 16 km, sekitar 30 menit dari pusat kota Bengkulu. Meski hanya memiliki ketinggian 3 meter curug Tekuyung ini cocok untuk menghabiskan freetime bersama keluarga, karena debit airnya tidak terlalu deras. Perlu diketahui, akses untuk menuju lokasi curug Tekuyung penuh dengan tanah merah, dan perkebunan kelapa sawit, disarankan untuk tidak datang ketika musim hujan.
Have a good vocation when the time comes!
Siapa yang tidak asing dengan wisata
Grand Canyon yang mendunia? Tebing tinggi dengan lembahan yang membentuk aliran
sungai ini, ternyata tidak hanya ada di Amerika. Grand Canyon ala Indonesia juga
tidak kalah indahnya loh! Salah satunya berada di provinsi Bengkulu, apa
benar masih belum diketahui banyak orang? Berikut Grand Canyon yang menjadi
surga-nya Bengkulu.
1. 1. Sungai
Ngup-Ngup
Lokasi sungai Ngup-Ngup berada di daerah Sekayun, Kec. Bang Haji, Kab.
Bengkulu Tengah. Untuk menuju sungai Ngup-Ngup, para wisatawan harus menempuh
perjalanan sejauh 45 km dari pusat kota, dengan waktu kurang lebih selama 2
jam. Kondisi jalan yang belum sepenuhnya aspal, membuat para wisatawan harus
melewati jalan yang bebatuan, sehingga membuat pengendara harus ekstra berhati-hati.
Meski prasarana belum sepenuhnya lengkap, jalan menuju sungai
Ngup-Ngup sudah bisa dilewati kendaraan sepeda motor. Sebaiknya, para wisatawan
tidak malu untuk bertanya kepada warga sekitar karena, belum ada papan nama
ataupun plang petunjuk.
Kurang lebih 1 km setelah melewati persimpangan, akan ada jalan setapak di sebellah kanan jalan utama. Kemudian, wisatawan akan melewati tanjakan dan turunan yang terjal, hingga akhirnya disambutan bebatuan tebing cantik yang memenuhi pinggiran sungai Ngup-Ngup.
2. 2. Lorong Watu
Dari pusat kota, wisatawan harus menempuh jarak kurang lebih selama
2 jam. Kalau tadi berada di Bengkulu
Tengah, Grand Canyon ala Indonesia ini juga ada di Bengkulu Utara, tepatnya di
Desa Kemumu, kota Arga Makmur. Sepanjang perjalanan, wisatawan dijamin tidak
akan bosan karena, alam menyuguhkan pemandangan yang indah, sawah yang
terbentang manis dan berjajar rapih. Sama halnya dengan sungai Ngup-Ngup, wisata
Lorong Watu juga belum ada papan petunjuk, jadi jangan malu untuk bertanya, ya!
Jalan menuju wisata Lorong Watu berada di sisi kiri jalan utama,
para wisatawan akan melewati tanjakan dan turunan yang hanya bisa dilewati
kendaranan beroda dua. Hingga akhirnya, tiba di depan post atau gerbang masuk
wisata Lorong Watu dan membayar retribusi sebesar Rp. 5.000,- per orang.
Setelah itu, wisatawan harus melewati jembatan dan menelusuri jalan setapak
yang dirimbuni pepohonan sampai terdengar suara air dan tiba di sumber suara
yang akan memanjakan mata.
#journey27
“Menyuguhkan
hamparan ilalang yang menguning kala musim kemarau”
Siapa yang suka melakukan kegiatan di alam? Sekedar
berkemah, mendaki, atau panjat tebing? Bukit Kandis menjadi objek wisata yang
wajib didatangi, karena saat ini jalurnya bisa dilalui siapa saja,
baik dari kalangan anak-anak, remaja hingga dewasa. Wisata Bukit Kandis
terletak di desa Durian Demang, kec. Karang Tinggi, Bengkulu Tengah. Hanya membutuhkan waktu 30 menit dari pusat kota. Dari jalan utama, anda akan melewati jalur bebatuan yang cukup menantang. Maka, disarankan untuk lebih
berhati-hati.
Bukit Kandis bisa digunakan untuk para pemanjat tebing yang ingin climbing.
Lokasinya juga cocok digunakan untuk berkemah, karena ada sumber air yang bisa memenuhi kebutuhan memasak dan lain-lain. Retribusi yang dikeluarkan
hanya Rp.5.000-, per motor/mobil. Ketika weekend banyak wisatawan yang
datang, sehingga parkiran akan dipenuhi banyak kendaraan. Meski track
menuju bukit Kandis bisa dilalui sepeda motor. Tetapi tetap saja tidak
diizinkan, karena takut akan membahayakan wisata lain yang berjalan kaki. Mungkin karena bapak penjaga melihat kami hanya berempat dan hari sudah mulai gelap, saya, Yolan, Ejak dan Elin diperbolehkan membawa motor ke atas. Beliau bertanya dan kami menjawab, kalau ini pertama
kalinya kami ke bukit Kandis. Dengan senang hati beliau menawarkan kami untuk
mengantar ke atas. Tidak sampai 10 menit
melewati jalan setapak yang menanjak dan curam, akhirnya kami tiba di bukit
Kandis.
Tidak heran jika bukit Kandis dikenal dengan pemandangan yang eksotis. Menyuguhkan hamparan ilalang yang menguning kala musim kemarau.Timing yang tepat untuk mendapatkan magic hour yaitu ketika menjelang malam dan penghujung dini hari untuk dapat menyaksikan sunset dan surise. Bagaimana, tertarik untuk berkunjung ke bukit ini?
Dokumentasi
#journey26
Lubuk Linggau merupakan wilayah paling barat Sumatera Selatan, berbatasan langsung dengan kabupaten curup, provinsi
Bengkulu. Hari pertama di Linggau, saya langsung dijemput teman-yang memang
asli orang sana, namanya Dewi. Kita kenal diawal tahun 2018 lalu.
Sesuai rencana yang sudah disusun, ada beberapa tempat wisata yang sudah masuk list. Tapi, karena jadwal kampus Dewi padat, finally kita change plan ke beberapa tempat aja. Kira-kira seharian di kota Lubuk Linggau bisa ke mana aja ya? Berikut tempat yang bisa dikunjungi hanya dalam satu hari:
1.
Bukit Sulap
Bukit Sulap
berada di sisi kota, tepatnya di jalan Begawan Solo, Kel. Ulak Surung, Kec. Lubuk
Linggau Utara II, kota Lubuk Linggau. Bukit Sulap memiliki ketinggian 700 mdpl.
Meski tidak terlalu tinggi, bukit Sulap salah satu tujuan utama wisatawan
karena aksesnya mudah untuk dilalui, hanya berjarak 2 km dari pusat kota. Harga
tiket untuk masuk ke kawasan bukit Sulap hanya dibandrol Rp.5000,- per/orang.
Salah satu pilihan yang cocok untuk para backpacker nih!
Wisata alam bukit
Sulap menyediakan fasilitas termasuk guest house dan banyak gazebo yang tersedia, cocok sekali untuk berlibur
bersama keluarga. Fyi, banyak sekali monyet liar yang berseliweran, dan itu menjadi daya tarik pengunjung untuk melihat dan memberi makan monyet secara langsung. Untuk menikmati keindahan kota Lubuk Linggau dari ketinggian,
dibutuhkan waktu 1,5 jam untuk sampai ke puncak bukit Sulap.
Ada keunikan
yang dimiliki bukit Sulap. Dilansir dari brilio.net bahwa bukit Sulap termasuk
bukit pertama yang mempunyai inclinator yang bisa membawa langsung
wisatawan ke puncak bukit Sulap. Ada yang tau, apa itu inclinator? Jadi,
inclinator itu semacam lift dengan kemiringan 45 derajat. Warga
sekitar menyebutnya kereta gantung, tapi lebih prefer lift atau kereta,
karena bentuknya semacam lift yang berjalan di atas rel kereta, “lah kok
jadi belibet sih wkwk”. Jadi, untuk wisatawan yang tetap ingin menikmati keindahan
kota lubuk Linggau dari puncak bukit Sulap, inclinator bisa menjadi solusinya. Biaya untuk mencoba naik inclinator hanya dibandrol Rp.
20.000,-/orang.
2.
Air
Terjun Temam
Dari segi bentuk, air terjun Temam mirip sekali dengan air terjun Niagara di Amerika yang mendunia,
sehingga sering disebut air terjun Niagara Mini Lubuk Linggau. Air terjun Temam
merupakan salah satu tempat wisata yang tidak luput dihujani wisatawan. Apalagi, setiap penghujung weekend. Selain hanya membutuhkan waktu sekitar 30
menit dari kota dengan rute yang mudah untuk
dilewati. Untuk menikmati air terjun Temam, para wisatawan hanya perlu membayar tiket masuk sebesar
Rp. 2000,-. Siapa yang tertarik mengunjungi air terjun Niagara Mini?
3.
Watervang
Ada tempat wisata air yang tidak kalah serunya dari Air terjun Temam, yaitu wisata Watervang. Lokasinya berada tepat di tengah kota. Wisata Watervang sama sekali tidak dipungut biaya masuk, alias gratis. Hanya membayar biaya parkir kendaraan saja.
4.
Masjid
Agung As-Salam
Tempat
terakhir yang dikunjungi adalah masjid Agung As-Salam. Salah satu masjid yang
tersohor di Sumatera Selatan yang dibangun di atas tanah 1,5 hektar yang berada
di jantung kota. Selain menjadi tempat ibadah, masjid Agung As-Salam juga kerap
dikunjungi wisatawan domestik. Bahkan dilansir dari republika.co.id, masjid
Agung As-Salam akan dijadikan salah satu objek wisata religi. That’s why, masjid
Agung As-Salam menjadi icon religi kota Lubuk Linggau. Saya
pribadi lebih prefer suasana dimalam hari. Karena masjid Agung
As-Salam ini memiliki air mancur dan lampu yang indah.
Seharian
mengunjungi beberapa tempat wisata, mengisi lambung menjadi PPPK (P3K) dalam “komonitas perperutan”.
Bukan pertolongan pertama pada kecelakaan, atau
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Tapi, pengobatan pertama pas
kelaparan titik. Even bingung nyari tempat P3K, ternyata di seberang dan
di sepanjang jalan depan masjid banyak sekali makanan kaki lima yang worth
it untuk dijajah.