“Kata siapa gagal harus diulang dari awal? Kegagalan bisa dimulai dari apa yang sudah diperjuangkan”
Part 2
Setelah gagal menuju air terjun Datar Lebar, kami pulang tidak cuma-cuma membuang tenaga. Meski air terjun Datar Lebar belum berhasil kami selesaikan dan hujan mengguyur saya dan teman-teman, tapi kami tetap melanjutkan perjalanan. Kemudian, Ejak memberi usulan perihal air terjun yang jaraknya hanya 3 km dari [tanjakan terakhir; part 1]. Sesuai tujuan kami dari kota Bengkulu, untuk bancakan bersama di depan air terjun yang masing-masing kami bawa dari rumah. Bancakan adalah salah satu tradisi populer Jawa Barat. Sering disebut sebagai cara menikmati makanan bersama di dalam satu wadah.
Ketika memasuki jalan setapak menuju air terjun Sengak yang aksesnya hanya bisa dilalui menggunakan sepeda motor, kami disuguhkan pemandangan yang sangat indah. Saya sendiri tidak percaya, bisa menemukan tempat seperti ubud di pinggiran kota Bengkulu. Siapa yang pernah pergi ke Bali? Atau pengen liat sunset di Seminyak dan pesona tarik Ubud? Atau mungkin lagi nabung buat liburan bareng partner trip?; oke kita sama. Semoga uangnya bisa terkumpul dan bisa mewujudkan keinginan kita semua!
Meski tidak seluas Ubud, tapi persawahan yanga ada di daerah Bengkulu ini tidak kalah jauh, terbentang rapi dan indah dengan beberapa tingkatan yang sederhana. Setelah 1 km melewati hamparan persawahan, kami mulai memasuki perkebunan kayu manis yang akhirnya menghantarkan kami ke depan gerbang masuk air terjun Sengak. Biaya masuk wisata air terjun Sengak hanya 5.000,- per motor dan tidak ada biaya tambahan. Untuk sampai ke lokasi kami harus berjalan kaki sekitar 100 meter melewati beberapa batu besar yang menjadi tambahan ornamen selain perkebunan kayu manis.
PERSIAPAN UNTUK BANCAKAN
Setibanya, kami langsung menghampiri gazebo dan bersiap untuk makan bersama. Air terjun Sengak memiliki ketinggian 3 meter, meski rendah airnya jernih dan berwarna hijau toska. Dengan aliran yang tidak terlalu deras dan batu-batu besar yang memiliki sisi tumpul menjadikan air terjun Sengak sangat cocok dijadikan tempat liburan bersama keluarga.
LAGI BERSIKERAS MENCARI SINYAL ANGLE
Tiga bungkus nasi habis kami lahab, untungnya tidak ada seorang pun selain kami, hanya ada suara air dan nyanyian alam. Sehingga kami bisa menikmati kebersamaan dan melepas penat sehabis menyusuri hutan lindung. Selang beberapa waktu, saat memberekan bekas kami makan, predikat ‘hanya ada kami’ seketika berubah ketika datang segerombolan lelaki remaja. Ejak menyebutnya 'orkamsi', orang kampung sini. Untung saja mereka tidak berniat mengganggu kami, hanya asik mandi dan loncat dari atas air terjun saja. Jadi inget masa SMA yang apa-apa selalu gerombolan:)
Kata siapa gagal harus diulang dari awal? Kegagalan bisa dimulai dari apa yang sudah diperjuangkan.
Salam Literasi!
Bengkulu, 14 januari 2020
1 comments
maber
ReplyDelete