#journey1
Hobby traveling, tapi Low Budget? Begini solusinya!
“Every great dream begins with a dreamer.
Always remember, you have within you the strength, the patience, and the
passion to reach for the stars to change the world.” — Harriet Tubman
Sudah
sekian lamanya saya berfikir untuk membuat sebuah jurnal perjalanan di dalam
blog ini . Akhirnya, ditahun 2019 ini saya memberanikan diri untuk memulai karya yang telah lama tersimpan. Dilema
menyeruak akan moody yang tak dapat ditebak, namun kalimatnya selalu teringai
di benak saya, “Kata mereka dunia itu sangat luas dan beragam, pergilah agar
kau temukan jawabannya”ucap lelaki terhebat- sembari menggosok rambutku,
kala itu.
Siapa
sih yang tidak mau keliling dunia? Keliling Indonesia saja, sangat bersyukur
sekali. Apalagi mengunjungi menara eiffel di Prancis, kota Venezia di Itali, danau
Jenewa di Switzerland, time square di Manhattan, Namsan Park di Seoul, dan
pantai Maldives di maladewa. Can you imagine? Its so awesome!
Round
a world is my big dream, mimpi yang terlalu tinggi buat kehidupan saya yang
seperti ini. Tetapi saya tetap berpegang teguh with wise word i’ve heard,
like this “Mimpi itu harapan yang jauh dari kenyataan, jadi bermimpilah
hingga semua orang menganggapnya mustahil, karena itulah mimpi yang sebenarnya”. Mengapa demikian? Ya, kalau cuma sekedar mau jadi dokter, ya sekolah kedokteran, kalau mau jadi pilot ya pendidikan penerbangan, dan kalau mau jadi polisi ikut persyaratannya terus daftar, begitu bukan?
Tidak
perlu kalian men-julid impian saya, toh saya sendiri saja berasumsi itu mimpi
gila yang tak masuk akal. Entah sejak kapan saya jadikan itu sebagai impian,
seingat saya tekad itu tumbuh ketika saya duduk di awal bangku menengah pertama.
Sedari kecil saya sudah pernah ke beberapa tempat, yang saat itu kebetulan sebagai
tuntutan pekerjaan orang tua dan beberapa faktor lainnya. Sehingga itu menjadi
acuanku untuk terus melangkah, jadilah saya ke Istana Maimun di Medan, pantai
Anyer di Serang, sungai Kapuas di Pontianak, Teropong Kota di Bandar Lampung,
jembatan Ampera di Palembang, pulau Sebuku di Kalianda, Tangkuban Perahu di
Bandung, Candi Borobudur di Yogyakarta, masjid Istiqlal dan gereja Katedral yang berhadapan di Jakarta Pusat, Taman
Mini Indonesia Indah, Taman Buah Mekar Sari, Ancol Taman Impian, Taman Safari, hingga
ke sembilan walisongo pun sudah saya kunjungi dan masih banyak lagi. Semua yang
saya ceritakan ini bukan bermaksud untuk memamerkan, melainkan mencoba membuka
pikiran kalian, bahwa negara ini begitu luas untuk kalian kunjungi. Indonesia.
Semua
orang bisa pergi kemana saja, asalkan ada badget-nya, begitu bukan? Semua
itu tidak hanya serta-merta mencakup badget. Tapi harus disertai niat dan
bersungguh untuk mencapainya. Hingga sekarang pun, masih banyak
tempat yang ingin saya kunjungi. Namun bagaimana dengan biaya? Apakah harus
membutuhkan budget yang tinggi? Apa seorang traveler harus spand a night di
hotel? Bukankah itu sangat membutuhkan budget yang besar? Itulah pertanyaan
yang kerap sekali timbul di benak kalian, begitupun dengan saya.
Bagaimana
dengan biaya? Jujur saja, saya orang yang sangat boros. Suka makan di luar,
kumpul bareng teman sana-sini, beli novel ataupun buku lainnya yang
membuat saya tertarik untuk membacanya. Tetapi, dengan seiringnya waktu saya
menyadari, begitu pentingnya menabung. Tidak perlu memaksakan diri untuk menabung
banyak sekaligus. Begini, saya mempunyai dua buah celengan yang isinya berbeda.
Celengan pertama saya terapkan sistem sehari wajib 2000 dan celengan kedua saya
isi dengan uang logam yang sering saya dapatkan ketika berbelanja di
supermarket. Disamping itu, saya dan teman-teman membuat tabungan sehari wajib
sepuluh ribu, yang hasilnya nanti akan kami pakai berlibur ketika wisuda#begitu
rencananya. Dengan menabung, dapat melatih menyisihkan uang jajan yang kita
punya. Nah, nantinya akan menjadi investasi di masa yang akan datang. Menikmati
hasil, kapan dan dimana saja, toh itu
tabungan kita sendiri kan? What will you do, will goten by you.
Apa
harus membutuhkan budget yang tinggi? Jadi begini,
misalkan kalian mempunyai uang saku sehari 20.000, lalu kalian sisihkan 5000.
Kemudian kali kan selama seminggu, 5.000x6 hari (minggu tidak dihitung) = 30.000.
Lalu kalian hitung selama sebulan, 30.000x4 minggu= 120.000, dan jika dihitung
selama setahun, 120.000x12 bulan= 1.440.000. Bukankan itu amazing? Sudah
lebih dari cukup, apalagi jika kalian menabung lebih dari 5000 sehari? Kini
zaman semakin canggih, kalian bisa memesan transportasi hanya dengan memlalui
gadget, mulai dari ekonomi class hingga executive class bisa dipilih sesuai keinginan kalian.
Apa
seorang traveler harus spand a night di hotel? Perlu kalian ketahui, jangan
selalu berfikir “Ah, menginap di hotel itu mahal! Percuma, hanya menghabiskan
uang saja!” Stop put that word in your mindset, begitu banyak kongsi
yang menjual tiket penginapan dan opsi yang bisa kalian pilih, mulai dari
bintang satu hingga bintang lima, bahkan yang tidak berbintang pun ada#Haha.
Bukankan itu sangat
membutuhkan budget yang tinggi? Nah, sebagai
seorang traveler kalian harus bisa menetapkan dan menempatkan di tempat serta
situasi yang tepat. Harus disesuaikan dengan budget yang kalian punya. Jangan
kalian paksakan untuk pergi jauh dari kota kalian. Cobalah dengan destinasi yang
ada disekitar terlebih dahulu. Dengan begitu, kalian dapat belajar bagaimana memanage
uang, memanage waktu dan memanage kebutuhan ketika kalian sedang
berada didalam perjalanan.
Pernah dengar
istilah skill? Passion? or whatever the same then? Ya, setiap orang
pasti memiliki; kelebihan, kemampuan, dan kepandaian dalam jati diri
masing-masing. Bagaimana dengan mereka yang belum menemukan jati diri? Apa
mereka tetap tidak memiliki skill? Seperti yang kita ketahui, Allah telah
menciptakan manusia dengan kekurangan dan kelebihan pada dirinya. Untuk apa
takut, hanya karena belum menemukan kelebihan? Jangan khawatir, carilah, kejarlah, genggamlah,
lalu pelajarilah ketika kalian telah menemukannya.
Buat kalian yang
mempunyai impian besar seperti saya, teruslah berjuang menapak jejak hingga ke
negara asing. Agar kalian tahu, bagaimana kehidupan di luar Indonesia. Mengambil
hikmah dan pelajaran positif dari negara meraka. Jangan pernah putus asa dengan
kegagalan yang ada.
Perjalanan ini,
akan saya mulai,,
Bengkulu,
16 April 2019
0 comments