#journey10
“Perahu
kosong yang terombang-ambing di atas tapaknya, pertanda pasang akan datang”
Tempat
tersembunyi? Benarkah? Benteng peninggalan Belanda? Atau markas persinggahan
bangsa Portugis? Jangan-jangan kerajaan iblis tersembunyi yang sekarang lagi
naik daun di televisi?
Bukan!
Ini tempat persembunyian yang dapat mengutuk siapa saja yang melihat! Melewati
apalagi berdiam diri disana! Bisa-bisa dikutuk sihir ‘tak ingin kemana-mana’.
Haha
Becanda!
Tapi ini serius! Tempat ini baru saja mengutuk saya beberapa bulan lalu. Jadi
begini, setelah saya kecewa dengan bagian sebelumnya,Eis membawa saya
ke lain tempat-yang katanya dapat menghilangkan rasa kecewa saya.
Well,
abrakadabra! Saya terkesima, senang.
Ada
yang tau pantai Linau? Tapi sebagian menyebut pelabuhan Linau? Nah itu dia! Letaknya
yang sangat strategis membuat siapa saja yang lewat takjub dibuatnya. Menurut
saya pribadi, jarang melihat laut berwarna biru muda tepat di bibir pantai,
tepat di pinggir jalan lintas Selatan. Intinya bagus banget woi!
Tapi
bukan itu tempat persembunyian yang saya maksud. Saya yang punya niat berenang
dari rumah, ngotot nyari tempat tertutup biar bisa maen aer, ya kali gue
berenang di pinggir jalan.
Sore
bersiap pergi, itu artinya malam akan tiba. Kami berhenti sebentar tepat di
pinggir jalan, saya berfikir sejenak dan memutuskan untuk tetap mandi. Dari
tempat pemberhentian, saya melihat ada jalan setapak yang dirimbuni pohon
kelapa. Saya meminta Eis untuk menghampiri jalan itu, dalam hati saya berharap semoga
ada tempat untuk berenang hihi.
Kurang
lebih dua ratus meter dari depan, kami menemukan tempat yang tertimbun gundukan
pasir putih-yang sepertinya terbentuk secara alamiah. Di situ juga luang dari
pepohonan, otomatis di balik gundukan pasir itu adalah laut. Asik nih!
Tebakan
gue bener cuy! Ombaknya tidak terlalu besar seperti di depan tadi, sehingga
cocok buat berenang. Alih-alih saya melepaskan sendal dan langsung berburu
kolam asin. Saya berenang ditemani perahu para nelayan yang sedang duduk anggun
terombang laut pasang. Auto bete gue ilang dong!
Senja
datang. Seolah tak ingin melewati waktu berharga, saya berusaha keras untuk naik
ke atas perahu-yang niatnya mau tiduran gitu, ala-ala bule di tepi pantai
wkwk. Ternyata susah woi! Badan gue kebaratan! Et tapi gue gak nyerah gitu aja
dong. Akhirnya, usaha saya berhasil untuk menikmati matahari terbenam di
atas perahu goyang. Menarik untuk dibaca
2 comments
Jadi pen cepat2 liburan
ReplyDeleteNabung dulu ahh
Delete